Sunday 16 September 2012
Tiga kali, Pasti Bisa!!! (Part I)
Jika
saat ini anda ingin mengajukan permohonan SIM C baru di Polres Soreang/Bandung,
hendaknya anda hilangnkan dahulu segala bentuk prasangka buruk bahwa membuat
SIM C baru tidak perlu melakukan prosedur normal alias mengunakan jasa
oknum/calo untuk memudahkan pembuatannya. Sebelumnya dengan bermodal 300-400
ribu (3-4x lipat) anda bisa membuat SIM C baru tanpa harus susah payah
melakukan tes teori maupun praktek yang mesti dilakukan para pemohon baru.
Namun pembenahan demi pembenahan pun dilakukan hasilnya pemohon dipaksa untuk
mengikuti prosedur normal mulai dari tahapan awal pemeriksaan kesehatan,
pengambilan sidik jari, tes teori dan praktek, dst, walau masih ada saja
percaloan yang terjadi.
Pembenahan
ini tentunya sebagai perubahan paradigma yang melekat selama ini, yaitu
pembuatan SIM cukup dengan membayar jasa oknum/calo SIM selain tentunya yang
lebih utama yaitu perubahan menuju Polri yang professional dan antikorupsi.
Untuk itu sebagai bentuk partisipasi kita terhadap perbuatan antikorupsi
pembenahan ini harus didukung sepenuhnya dengan melakukan setiap tahapan dengan
sungguh-sungguh.
1. Pemeriksaan kesehatan, pada tahap ini
kesehatan anda diperiksa mulai berat,tinggi badan,golongan darah sampai keluhan
yang dirasakan, tenang saja tahapan ini hanya formalitas semata, untuk tahapan
ini anda diminta Rp.20.000,
2. Pengambilan sidik jari, anda diminta
sebesar Rp.5,000 untuk tahapan ini,
3. Tes Teori, anda diminta mengerjakan 30
soal baik yang berhubungan dengan aspek umum maupun praktis berkendara dengan
waktu 30 menit, yang perlu diperhatikan yaitu anda mengerjakan jawaban tidak
pada kertas melainkan menggunakan tombol kipad yang telah disediakan dan anda
diharuskan memperoleh nilai minimum 60
(18 Soal benar) untuk lulus dan lanjut pada tes praktek. Selain itu jika anda
mengalami mata minus baiknya anda bawa kacamata mengingat soal dipajang di
white board kurang jelas. Jika tidak lulus anda diminta kembali tes teori
setelah dua minggu dari hari kegagalan.
4. Tes Praktek, anda diminta melewati 5
pin yang berbaris lurus secara zig-zag dengan aturan mainya kaki anda jangan
sampai menginjak tanah dan menjatuhkan pinnya, tapi jika pin yang ada senggol
tidak jatuh anda masih diperbolehkan melewati pin berikutnya. Jika gagal sama
seperti poin 3 diatas.
5. Pembayaran Biaya Permohonan, jika tes
praktek lulus maka anda diminta membayar biaya ke Bank yang ditunjuk sebesar
Rp.100.000 dan mendapat kwitansi pembayaran,
6. Data Entry, jika pembayaran telah
dilakukan kini saatnya anda mengisi data pribadi dan menyerahkannya pada
petugas disertai dokumen awal dan kwitansi dari bank,
7. Pengambilan Photo, pada tahap ini anda
akan dipanggil oleh petugas untuk pengambilan photo diri untuk dicetak dalam
SIM C,
8. Penerbitan, setelah melakukan pemotoan
dan pengambilan sidik jari secara digital anda diminta menunggu untuk
pengambilan SIM C yang yang telah dicetak.
Dari sekian proses diatas praktis cuma
pada tahapan 3 dan 4 yang harus anda perhatikan baik-baik, mengingat pada
tahapan ini banyak sekali para pemohon yang mengalami kegagalan dan harus
mengulang berkali-kali. Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang harus
mengorbankan waktu hingga berbuln-bulan untuk melewati tahapan 3 dan 4.
Atas dasar hal diatas, Dul yang
beberapa waktu lalu pernah mengikuti permohonan SIM C baru sampai 3 kali mencoba
untuk menshare kisah manis dan pahit ketika mengikuti proses tes baik teori
maupun praktek ujian SIM C. Kisah ini penting untuk disimak bagi anda yang
ingin mendapatkan SIM C dengan cara-cara yang Legal a.k.a No Suap-Suapan.
Dengan tekad dan keinginan yang kuat
untuk memiliki SIM C Dul merasa optimis akan memperoleh SIM C dengan sekali tes
saja. Pada waktu itu dul mengajukan permohonan SIM C di Polres Bandung beberapa
hari sebelum bulan puasa, jadi kebayang kalo gagal harus mengulang tes dibulan
Puasa dengan jarak dari rumah ke Polres yang cukup jauh. Kekhawatiran pun
menjadi kenyataan setelah melalui proses pemeriksaan kesehatan dan pengambilan
sidik jari dul bergegas memberikn dokumen sperti fotocopy KTP, Hasil
Pemeriksaan, dan Sidik Jari pada petugas pelayanan di bagian depan.
Setelah diminta menunggu, petugas
pengujipun memnggil nama dul dan
akhirnya tiba saatnya untuk melakukan tes teori. Diluar perkiraan dul
ternyata duduk di bangku kedua terakhir, dul pun berpikir positive dengan
harapan akan mengerjakan jawaban pada selembar kertas. Kekhwatiran pun memuncak
setelah petugas penguji menjelaskan mekasnisme pengisian jawaban tidak
dilakukan di kertas tapi langsung menggunakan kipad yang terhubung langsung ke
software pengkoreksi. Apa yang terjadi ? Tunggu kelanjutnya kisah manis pahit
tes SIM si Polres Bandung …
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
hadeh susah oge nya kang Dul. Kamari pisan abdi ge ti Citaliktik (Polres Bandung). Sayang abdi gagal na ujian teorina. hehehe... :D
Post a Comment